Namun, bagi sebagian dari kita yang gemar bermain kartu, kalah adalah hal yang besar – dan itu menyakitkan. Terutama bagi orang-orang yang bermain di level tinggi, atau yang merasa memiliki banyak hal untuk dipertaruhkan, tidak menang bisa jadi seperti menyerah di arena. Anda mungkin merasakan tanda-tanda seperti amarah, kekesalan, ketus terhadap rekan dan/atau lawan, dan bahkan mungkin keinginan kuat untuk menyerah dalam permainan. Yang lebih hebat, bridge bisa jadi sangat menegangkan karena detail pasangan yang melekat: mengecewakan pasangan itu menakutkan, dan begitu pula saat dibiarkan kalah.
Kalah bisa jadi sangat sulit jika Anda tidak terbiasa. Penelitian telah menunjukkan bahwa pemain ‘berprestasi tinggi’ yang kalah dari pemain ‘berprestasi rendah’ cenderung bersikap kurang baik setelah permainan. Hal ini mungkin terlihat di sebagian besar turnamen bridge: kita semua mengenal orang yang merajuk setelah kekalahan yang mengejutkan, atau yang menolak bergabung dengan kelompok lainnya di bar karena mereka terlalu sakit hati.
Ada juga alasan alami mengapa kita cenderung merasa buruk atau sedih setelah kalah. Tubuh kita merespons secara berbeda pada tingkat hormonal setelah menang dan kalah, masing-masing: baik pria maupun wanita memiliki kadar testosteron yang lebih tinggi setelah mencapai ‘status tinggi’ melalui kemenangan, dan testosteron cenderung turun seiring togel macau dengan status sosial setelah kalah. Tentu saja, kita berbicara dengan istilah manusia gua di sini: kemungkinan besar, sesama pemain bridge tidak akan melihat Anda sebagai ‘berstatus rendah’ saat Anda kalah dalam permainan, tetapi Anda mungkin secara sadar atau tidak sadar merasa kurang, dan itu cukup untuk mengaktifkan respons fisiologis ini.
Jadi, merasa kecewa atau bahkan marah setelah kalah adalah hal yang wajar, terutama saat Anda kalah dalam sesuatu yang telah Anda dedikasikan banyak waktu untuk mempelajarinya. Namun kenyataannya adalah tidak seorang pun dari kita dapat menang seratus% sepanjang waktu, jadi kekalahan adalah sesuatu yang kemungkinan besar dapat dan harus kita semua pelajari untuk diatasi. Untungnya, para peneliti juga telah menemukan beberapa rekomendasi dan petunjuk untuk mengatasi masalah:
Dapatkan Pengalaman
Dalam poker, ada istilah yang disebut “tilting”. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada “pengambilan keputusan yang merusak akibat kehilangan kendali karena emosi yang buruk,” dan siapa pun yang pernah bermain bridge pada level agresif tahu bahwa fenomena ini tidak hanya terbatas pada poker. Akan tetapi, penelitian telah menunjukkan bahwa memiliki lebih banyak pengalaman dalam memainkan permainan dapat meningkatkan kemampuan hukum emosi kita dan mengurangi tilting. Hal ini menghasilkan pengalaman, jika Anda memikirkannya: semakin banyak permainan yang Anda mainkan, semakin besar kemungkinan Anda dapat memahami bahwa kalah – meskipun menyakitkan – bukanlah akhir dari arena.
Alihkan Perhatian Anda pada Awalnya
Apakah Anda menghabiskan waktu berjam-jam (atau berhari-hari, atau mungkin berminggu-minggu) setelah kekalahan besar untuk terus-menerus memikirkan apa yang salah? Baiklah, hentikan! Tentu saja lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi cobalah untuk menghabiskan malam setelah kekalahan Anda dengan melakukan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan dengan bridge – misalnya, berkumpul dengan keluarga atau teman-teman yang tidak bermain bridge.
Kemudian, Belajarlah!
Setelah Anda memberi waktu untuk menenangkan diri dan menyembuhkan luka, temuilah teman (atau luangkan waktu untuk diri sendiri) untuk berpikir secara logis dan jernih tentang apa yang menurut Anda salah selama permainan. Selanjutnya, buatlah rencana latihan dan/atau serangan yang dirancang untuk mengatasi kelemahan tersebut. Anda akan kembali lebih baik dari sebelumnya sebelum Anda menyadarinya!